Minggu, 06 Oktober 2013

Ekonomi RI dan Kondisi Perekonomian Amerika Serikat 

Perekonomian dunia ini sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Negara adidaya Amerika Serikat, Kondisi perekonomian negara adidaya ini sedang mengalami “Shutdown”  yang mengartikan dibekukannya sementara pemerintahan dan fasilitas – fasilitas di negara tersebut sampai dengan waktu yang belum ditentukan. Ini merupakan penutupan kembali setelah 17 tahun lalu, yaitu pada anggaran 1995 – 1996 saat Presiden AS saat itu Bill Clinton dan juru bicara House of representatives  Newt Gingrich gagal menyepakati anggaran. Pada saat itu pemerintahan AS tutup selama 28 hari waktu itu. Penutupan serupa juga pernah terjadi beberapa kali di era 1980-an, saat itu shutdown hanya berlangsung beberapa hari saja. Secara total, pemerintahan AS pernah ditutup atau mengalami “Shutdown” sebanyak 17 kali sebelum sekarang. Negara ini yang menjadi acuan dalam menentukan kondisi pasar disuatu negara dan menimbulkan sentiment – sentiment baik itu negative atau positif yang berimbas pada kebijakan bank sentral dan pasar  di banyak negara untuk menyesuaikan kondisi perekonomian dalam negeri. Kondisi Anerika sendiri bisa dikatakan saat ini telah jatuh tempo dalam penentuan anggarannya yang telah habis temponya pada 30 September 2013, Sehingga menyebabkan kondisi perekonomian dalam negeri AS menjadi tidak stabil. Jatuh temponya anggaran federal AS ini menyebabkan lumpuhnya pemerintahan dan fasilitas – fasilitas masyarakat umum, hal ini menyebabkan banyak PNS di Amerika yang di rumahkan untuk menekan biaya yang semakin membengkak dan pemerintah federal baik partai demokrat atau partai republic sebagai oposisi belum sepakat dengan anggaran belanja federal Amerika Serikat. Terlebih lagi efek dalam negeri AS yang menimbulkan keresahan di masyarakat AS sendiri, ketika mereka mempunyai urusan yang berkaitan dengan kantor pemerintahan. Mereka harus menunggu tanpa ada kejelasan status dari kepentingan yang harus mereka selesaikan dengan pemerintah, contohnya : Pajak, pengajuan KPR, dsb.
                Dibelahan dunia manapun, Mata uang Amerika Serikat yaitu Dollar telah member pengaruh yang cukup besar bagi kondisi perekonomian bangsa itu sendiri. Terlebih dalam kondisi perekonomian dunia yang tidak stabil seperti ini, banyak kepala pemerintahan dan menteri keuangan di banyak negara harus berhati – hati dan tidak berspekulasi dalam mengambil langkah kebijakan ekonomi dalam menghadapi situasi ”Shutdown” oleh pemerintah Amerika Serikat ini. Negara berkembang seperti Indonesia pun terus melakukan langkah – langkah guna meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi dan kemandirian ekonomi Indonesia untuk bisa terus bertumbuh kearah yang positif dalam segala situasi perekonomian dunia yang tidak menentu, tidak hanya pada masalah tutupnya sementara pemerintahan Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia dan Komite Ekonomi Indonesia terus menggalakan dan menguatkan ekonomi domestik Indonesia agar Indonesia dapat mandiri dalam hal ekonomi dan ekonomi Indonesia bisa terus tumbuh kearah yang positif tidak tergantung oleh stimulus dari negara lain, khususnya dalam hal ini stimulus dari Amerika Serikat. Sebab akan menjadi sangat sulit jika suatu negara menjalankan roda perekonomiannya jika harus bergantung dari stimulus negara lain. Indonesia sebagai bagian dari ekonomi dunia terus berusaha untuk keluar dari ketergantungan dan pengaruh tersebut, dengan memperkuat sisi domestik, fiscal balance , dan current account balance.


  
Disunting oleh Dimas Dwi C
sumber berita : finance.detik.com
                       http://finance.detik.com/indeks