Minggu, 05 Januari 2014

Cerita yang Hanya Pendek :)

 

HARMONIKA PERSAHABATAN


Hari ini adalah hari pertama Adifa masuk Kelas 3 SMA seteleh merasakan liburan dua minggu bersama keluarga. Tapi rapot Adifa cukup mengecewakan karena nialinya tidak bagus , tetapi Adifa cukup beruntung karena bisa masuk ipa. Dirumah Adifa sering dimarahi ibu nya karena tidak mendapatakan nilai yang bagus sehingga ia pun merasa sedih dan kesal. Karena Adifa cuma gadis biasa yang tidak pintar, ia pun mulai merasa kesal sekali mengapa ia tidak bisa mendapatkan nilai yang bagus. Adifa pun menunggu indah di depan kelas untuk curhat apa yang ia rasakan sekarang.

“ Hay ndah duduk disini yuk pengen cerita deh, kenapa nilai gue kok gini banget sih? andai gue pinter ya pasti gue bias masuk kelas unggulan itu dan bisa bareng temen-temen yang pinter” ujar  Adifa dengan kesal dan jengkel.

“Sabar fa, pasti lo bias kok asal mau usaha aja.” … indah sambil menenangkan Adifa.

“Iya ndah tapi gimana cara nya yaa” Adifa sangat merasa kesal..

Indah adalah teman Adifa yang cukup pintar dan sangat sabar orang nya ia adalah teman kelas satu Adifa tetapi kini sudah tidak sekelas lagi, tetapi kelas mereka cukup berdekatan dan mereka sering untuk sharing dan bercerita.

Bel pun berbunyi, Adifa dan indah langsung masuk ke kelas mereka . Hari ini wali kelas Adifa datang ke kelas untuk perkenalan diri dan membahas struktur kelas yang baru.

“Pagi anak-anak? Gimana liburan kalian kemarin disini ibu walikelas kalian ya dan ibu disini ngajar fisika yaa” ibu widya berbicara di depan kelas dengan semangat..

“Pokok nya gue harus bisa, nilai gue gak boleh jelek lagi walaupun Cuma di kelas biasa kaya gini” Adifa bicara dalam hati dengan ambisi yang kuat karena merasa kesal.

“Sekarang kita bagi struktur kelas yang baru ya, dan kalian yang memilih teman kalian sebagai kandidat nya”.. bu widya menatap anak-anak sambil melihat anak-anak yang bisa untuk tugas ini.

“Udah bu Adifa aja, iya mery bu masuk sebagai kandidatnya” teman-teman baru Adifa bersorak-sorak dengan semangat karena Adifa terlihat cukup baik dan pantas.

Dan akhir nya Adifa pun menjabat sebagai skertaris kelas yang baru. Begitu banyak tugas Adifa yang baru kali ini karena harus mengabsen dan mengontrol guru yang masuk atau tidak. Tapi Adifa sangat senang dengan suatu kesibukan, karena bagi Adifa ia tidak buang-buang waktu untuk yang tidak berguna.

Beberapa jam kemudian bel istirahat pun berbunyi dan Adifa mulai berkenalan dengan teman baru nya, ia pun berkenalan dengan diah,okta, dan lutfi. Mereka teman yang baik dan Adifa pun setelah mengenal nya, ia berteman dekat dengan mereka dan dangat akrab sekali dan mereka sering berkumpul di rumah diah sebagai bescamp mereka.

Dua minggu setelah belajar di kelas dan hari ini adalah hari rabu sepulang Adifa sekolah, Adifa bersama-sama temannya main ke rumah diah untuk belajar bareng karena besok akan diadakan  ulangan fisika. Adifa belajar dengan serius mencoba untuk memahami semua materi yang diberi.

“Difa, ini gimana sih gue gak ngerti deh? Mana banyak banget lagi materinya” ujar diah teman Adifa yang sangat malas sekali orang nya dan suka gak pd karena ia gak pintar.

“Ini tuh gini…….. dan lo harus hafal semua ini “ mery dengan semangat menjelaskan ke diah karena Adifasudah cukup memahaminya.

“ Iya mer bener seharusnya gitu, soal ini  banyak dan kita harus coba Tanya jawab deh”kata lutfi teman Adifa yang cukup pintar..

“Aduh gue kok males banget ya belajar, hufftt” okta mengeluh karena merasa malas sekali..

Merekapun belajar dengan santai tapi serius sambil cerit-cerita tentang sekolah .Keesokan hari nya di kelas, ulangan pun akan dimulai. Adifa sudah sangat siap sekali dengan soal yang akan dikerjakannya, Adifa  berdoa sebelum memulai. Suasana kelas pun mulai hening karena semua mulai mengerjakan soal-soal dari ibu widya. Dua jam setelah selesai ulangan mereka langsung keluar untuk istirahat.

“Aduh, gue bener-bener gak bisa nih ngerjainnya” okta kesal..

“Sabar ta yang penting udah usaha kan” Adifa menenangkan okta dengan pd nya karena ia cukup yakin kalo ia bisa mengerjakannya.

Tiba-tiba radit pun menghampiri Adifa yang sedang ngobrol bersama teman-teman nya di depan kelas. Radit ini adalah teman sekelas Adifa dan mereka kenal cukup baik. Selama beberapa minggu ini Adifa dan radit sering menghabiskan waktu untuk bercanda jika bertemu.

“Difa, gimana tadi bisa gak lo ngerjaimmya?” Tanya radit dengan sedikit meledek

“Gampang gitu doang ah soalnya, mudah-mudahan sih gue dapet bagus ya” Adifa dengan merasa pd pun beribacara pada radit.

Seminggu kemudian hasil pun dibagikan, dan Adifa benar-benar merasa terkejut  karena ia mendapatkan nilai  100 dan radit pun mendapatkan nilai 95. Adifa benar-benar merasa senang dan dia pun disanjung oleh guru nya begitu juga dengan radit,dan dari situ pun Adifa dan radit mulai semakin dekat.

Radit mulai mendekati Adifa karena mulai merasa satu tujuan dengan Adifa ingin sekali masuk universitas negeri setelah lulus nanti. Mereka sering bersama untuk belajar bareng dan bercanda-canda membahas hal tentang sekolah dan keseharian mereka.

“Difa, pengen banget deh gue kalo udah lulus masuk universitas Negeri. Lo mau gak?” ujar radit yang berda disamping Adifa..

“Ya mau lah dit gue mau banget tapi apa gue bisa?” ujar Adifa karena selalu meras tidak yakin karena masalalunya yang bernilai rapot tidak cukup bagus.
“Pasti bisa Fa, kita bisa kok Fa.. amin..” radit menyemangati Adifa..

Sebulan kemudian Adifa dan radit mulai disibukan dengan kegiatan sekolah dimana radit mengikuti kegiatan osis, Adifa ikut tari saman dan ditunjuk guru juga ikut paduan suara. Mereka benar- benar sibuk sekali tetapi tetap selalu menjalin komunikasi atau sering mengahbiskan waktu di kelas berasama. Lama- kelamaan teman-teman mereka pun curiga dan menganggap mereka pacaran.

Tetapi Adifa sebenar nya cukup mengaggumi sosok radit, yang pintar, berwajah tampan dan berpostur badan tinggi suatu hal yang menjadi padangan Adifa dan selalu mambuat Adifa merasa sengang dengan radit yang bersikap dewasa selalu meyakinkan Adifa, dan juga memberi semangat Adifa. Dan radit pun sebenarnya menyukai Adifa tapi selalu tersimpan dalam hatinya untuk sekarang ini ia ingin focus untuk  belajar masuk kelas 3 unggulan dan lulus masuk universitas negeri jurusan arsitek.

Beberapa bulan kemudian  seminggu sebelum ujian akhir sekolah (uas), Adifa, radit, okta, diah , lutfi dan teman-teman lainnya menyibukan diri untuk belajar bareng  dan mencapai target mereka. Radit yang tidak pernah henti menyemangati Adifa dan selalu berda disamping Adifa, membuat persahabatan mereka semakin akrab.

“Semoga uas kali ini bisa dapet hasil yang bugus yaa” ujar Adifa selalu merasa tidak yakin..

“Udah santai aja Fa, yang penting kita usaha kan. Gue yakin pasti bisa kok mer. Udah ah jangan serisu terus “ radit meledek Adifa dengan nada bercanda…

“Ih kalian pacaran ya?? Kok akrab banget sih sampe radit punya panggilan special tuh buat Adifa” ujar okata dengan sangat meldek..

“Apa sih okta kita Cuma temenan kok “ Adifa tersipu malu, padahal Adifa menyukai radit tetapi sebenarnya gak pengen kalo merusak persahabatan mery dan radit yang berjalan sangat baik ini.

Beberapa minggu kemudian ujian selesai dan rapot sudah dibagikan setahun sudah berjalan begitu cepat masa-masa kelas dua sma mereka. Dimana radit mendapatkan peringkat ke tiga, lutfi mendapatkan peringkat pertama, dan Adifa mendapat peringkat kedua. Mereka pun merasa senang dan bisa masuk kelas favorite mereka.

Mereka medapatkan libur dua minggu stelah selesai melaksanakan ujian, tetapi radit dan Adifa tetap sering menjalin komunikasi apalagi jalan bareng karena radit sering main ke rumah Adifa. Radit pun berkunjung ke rumah Adifa di malam hari. Dan mereka duduk diteras rumah Adifa dengan santai sambil ngobrol-ngobrol.

“Fa, gue pengen pindah sekolah nih? Disuruh nyoakp gue soalnya bokap mau pindah tugas kerja” ujar radit dengan serius sambil menatap wajah Adifa.

“Apa dit, kenapa harus pindah coba dit? Lo jangan pindah lah dit disini aja biar bokap lo aja yang nyelesaiin kerja nya disana’ Adifa benar-benar kecewa dan merasa sedih takut kehilangan radit yang selama ini menjadi sahabat terbaik yang selalu ada buat Adifa, walaupun mereka tanpa status pacaran dan sebenarnya saling suka.

“Iya Fa tapi gue gak bisa nyokap gue udah maksa banget mih mer gue harus ikut pindah” radit yang coba menenangkan Adifa.

Setelah libur berakhir hari ini adalah hari pertama Adifa masuk kelas 3 SMA dimana seharusnya Adifa dan radit sekelas lagi dan bisa masuk ke kelas favorite yang mereka inginkan. Sambil duduk di depan kelas yang baru Adifa terdiam sambil melihat lapang bola dan merenung.

“Sekarang udah gak sekelas lagi sama okta.diah, lutfi, diatambah radit udah pindah sekolah” Adifa berbicara dalam hatinya denngan perasaan sedih sekali tetapi mencoba ikhlas dan menjalani apa yang ada.

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk punggung Adifa dari belakang, dan dengan sangat terkejutnya sambil menoleh kebelakang itu adalah radit. Adifa pun merasa kesal karena telah dibohongi radit yang bilang nya mau pindah sekolahan. Radit pun tertawa melihat tingkah Adifa, karena radit suka bercanda dan membuat Adifa jengkel. Adifa hanya bisa tersenyum melihat radit kembali dan mereka pun sama-sama menjalani masa SMA kelas 3 mereka dengan serius tapi santai selama setahun.

Dan akhirnya mereka bisa masuk ke universitas negeri yang mereka inginkan yaitu Adifa dengan fakultas ekonomi dan radit mengambil fakultas teknik dengan jurusan arsitektur. Mereka benar-benar berhasil menggapai yang mereka inginkan dengan usaha yang baik walaupun awalnya Adifa dan radit pernah merasa down tapi mereka mencoba bangkit lagi.

CIRI - CIRI PARAGRAF

CIRI - CIRI DAN PENGERTIAN PARAGRAF

Narasi adalah menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang di ceritakan itu. Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronologis.

 Ciri-ciri narasi sebagai berikut :
  • Berupa cerita tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
  • Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
  •  Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
  •  Memiliki nilai estetika.
  •  Menekankan susunan secara kronologis
2.      Deskripsi adalah menggambarkan sebuah objek sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang di gambarkan itu.

Ciri-ciri paragraph deskripsi :
  • Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.
  • Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.
  • Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
3.  Eksposisi adalah memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar pembaca mendapatkan informasi dan pengetahuan sejelas-jelasnya dengan di kemukakan data-data,fakta untuk memperjelas pemaparannya.

Ciri-ciri paragraf eksposisi :
  • Memaparkan definisi (pengertian).
  • Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan.
4.      Karangan argumentasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi).Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.

Ciri-ciri karangan argumentasi:
  • Menjelaskan pendapat agar pembaca yakin.
  • Memerlukan fakta untuk pembuktian berupa gambar/grafik, dan lain-lain.
  • Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
  • Penutup berisi kesimpulan.
5.    Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta. 

Ciri-ciri paragraf persuasif :
·         Penulis memahami bahwa pendirian dan pemahaman pembaca dapat diubah.
·          Berusaha menjelaskan dan menarik kepercayaan pembaca
·          Berusaha menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca. 
·          Berusaha menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.  
·         Menunjukkan fakta-fakta dan data untuk menguatkan argumentasi atau dalil