Ekonomi RI dan Kondisi Perekonomian Amerika Serikat
Perekonomian
dunia ini sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Negara adidaya Amerika
Serikat, Kondisi perekonomian negara adidaya ini sedang mengalami “Shutdown” yang mengartikan dibekukannya sementara
pemerintahan dan fasilitas – fasilitas di negara tersebut sampai dengan waktu
yang belum ditentukan. Ini merupakan penutupan kembali setelah 17 tahun lalu,
yaitu pada anggaran 1995 – 1996 saat Presiden AS saat itu Bill Clinton dan juru
bicara House of representatives Newt
Gingrich gagal menyepakati anggaran. Pada saat itu pemerintahan AS tutup
selama 28 hari waktu itu. Penutupan serupa juga pernah terjadi beberapa kali di
era 1980-an, saat itu shutdown hanya
berlangsung beberapa hari saja. Secara total, pemerintahan AS pernah ditutup
atau mengalami “Shutdown” sebanyak 17
kali sebelum sekarang. Negara ini yang menjadi acuan dalam menentukan kondisi
pasar disuatu negara dan menimbulkan sentiment – sentiment baik itu negative
atau positif yang berimbas pada kebijakan bank sentral dan pasar di banyak negara untuk menyesuaikan kondisi
perekonomian dalam negeri. Kondisi Anerika sendiri bisa dikatakan saat ini
telah jatuh tempo dalam penentuan anggarannya yang telah habis temponya pada 30
September 2013, Sehingga menyebabkan kondisi perekonomian dalam negeri AS
menjadi tidak stabil. Jatuh temponya anggaran federal AS ini menyebabkan
lumpuhnya pemerintahan dan fasilitas – fasilitas masyarakat umum, hal ini
menyebabkan banyak PNS di Amerika yang di rumahkan untuk menekan biaya yang
semakin membengkak dan pemerintah federal baik partai demokrat atau partai
republic sebagai oposisi belum sepakat dengan anggaran belanja federal Amerika
Serikat. Terlebih lagi efek dalam negeri AS yang menimbulkan keresahan
di masyarakat AS sendiri, ketika mereka mempunyai urusan yang berkaitan dengan
kantor pemerintahan. Mereka harus menunggu tanpa ada kejelasan status dari
kepentingan yang harus mereka selesaikan dengan pemerintah, contohnya : Pajak,
pengajuan KPR, dsb.
Dibelahan
dunia manapun, Mata uang Amerika Serikat yaitu Dollar telah member pengaruh
yang cukup besar bagi kondisi perekonomian bangsa itu sendiri. Terlebih dalam
kondisi perekonomian dunia yang tidak stabil seperti ini, banyak kepala
pemerintahan dan menteri keuangan di banyak negara harus berhati – hati dan
tidak berspekulasi dalam mengambil langkah kebijakan ekonomi dalam menghadapi
situasi ”Shutdown” oleh pemerintah
Amerika Serikat ini. Negara berkembang seperti Indonesia pun terus melakukan
langkah – langkah guna meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi dan
kemandirian ekonomi Indonesia untuk bisa terus bertumbuh kearah yang positif
dalam segala situasi perekonomian dunia yang tidak menentu, tidak hanya pada
masalah tutupnya sementara pemerintahan Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia
dan Komite Ekonomi Indonesia terus menggalakan dan menguatkan ekonomi domestik
Indonesia agar Indonesia dapat mandiri dalam hal ekonomi dan ekonomi Indonesia
bisa terus tumbuh kearah yang positif tidak tergantung oleh stimulus dari
negara lain, khususnya dalam hal ini stimulus dari Amerika Serikat. Sebab akan
menjadi sangat sulit jika suatu negara menjalankan roda perekonomiannya jika
harus bergantung dari stimulus negara lain. Indonesia sebagai bagian dari
ekonomi dunia terus berusaha untuk keluar dari ketergantungan dan pengaruh
tersebut, dengan memperkuat sisi domestik, fiscal
balance , dan current account
balance.
Disunting oleh Dimas Dwi C
sumber berita : finance.detik.com